Judul : Rahasia Hidup Berkelimpahan
link : Rahasia Hidup Berkelimpahan
Rahasia Hidup Berkelimpahan
Kesediaan hati untuk memberi dan berbagi kebaikan kepada orang lain adalah salah satu rahasia hidup berkelimpahan. Karena dengan memiliki kesediaan hati memberi dan berbagi kebaikan dengan orang lain, maka sesungguhnya kita telah mengundang kebaikan dan kemudahan datang dalam kehidupan kita, bahkan keberlimpahan akan mengalir kepada kita.
Pertanyaannya kemudian adalah, kalau memberi dan berbagi adalah salah satu rahasia hidup berkelimpahan, mengapa masih ada orang yang enggan memberi dan berbagi kebaikan dengan orang lain?
Karena mungkin ia berpikir, bila ia memberi kekayaan, pemberian itu akan habis begitu saja tanpa kembali. Kalau ia memberikan ilmu, ia berpikir ilmunya akan habis begitu saja dan hilang. Padahal justeru sebaliknya. Semakin banyak kita memberi, semakin banyak kita menerima. Karena memberi itu sesungguhnya menciptakan imbalan bagi diri kita sendiri. Kalau orang mengetahui kekuatan memberi seperti ini, saya percaya akan banyak orang yang berlomba-lomba untuk memberi dan berbagi kebaikan kepada orang lain.
Kita tentu ingat hukum kekekalan energi bukan. Dimana setiap energi yang dilepaskan di muka bumi ini sesungguhnya tidak pernah hilang dari kehidupan, tetapi hanya berubah bentuk dan akan kembali dalam keseimbangan. Contohnya air misalnya, ia menguap menjadi awan dan kemudian menjadi hujan, kembali menjadi air.
Demikian juga dengan energi positif kebaikan yang kita pancarkan dalam kehidupan, sesungguhnya tidak pernah hilang, tetapi akan mengalir kembali, hanya mungkin dalam bentuk yang berbeda. Hal ini sudah dijamin dalam ajaran agama, bahkan Allah SWT akan melipatgandakannya kepada kita. Itulah mengapa, dalam setiap agama selalu diajarkan untuk memberikan sesuatu, selalu dianjurkan untuk senang berbagi sesuatu yang kita miliki. Selain diajarkan untuk selalu memberikan kebajikan, senang menolong orang lain, juga dianjurkan membantu melalui kekayaan yang dimilikinya.
Pertanyaannya kemudian adalah, kalau memberi dan berbagi adalah salah satu rahasia hidup berkelimpahan, mengapa masih ada orang yang enggan memberi dan berbagi kebaikan dengan orang lain?
Karena mungkin ia berpikir, bila ia memberi kekayaan, pemberian itu akan habis begitu saja tanpa kembali. Kalau ia memberikan ilmu, ia berpikir ilmunya akan habis begitu saja dan hilang. Padahal justeru sebaliknya. Semakin banyak kita memberi, semakin banyak kita menerima. Karena memberi itu sesungguhnya menciptakan imbalan bagi diri kita sendiri. Kalau orang mengetahui kekuatan memberi seperti ini, saya percaya akan banyak orang yang berlomba-lomba untuk memberi dan berbagi kebaikan kepada orang lain.
Kita tentu ingat hukum kekekalan energi bukan. Dimana setiap energi yang dilepaskan di muka bumi ini sesungguhnya tidak pernah hilang dari kehidupan, tetapi hanya berubah bentuk dan akan kembali dalam keseimbangan. Contohnya air misalnya, ia menguap menjadi awan dan kemudian menjadi hujan, kembali menjadi air.
Demikian juga dengan energi positif kebaikan yang kita pancarkan dalam kehidupan, sesungguhnya tidak pernah hilang, tetapi akan mengalir kembali, hanya mungkin dalam bentuk yang berbeda. Hal ini sudah dijamin dalam ajaran agama, bahkan Allah SWT akan melipatgandakannya kepada kita. Itulah mengapa, dalam setiap agama selalu diajarkan untuk memberikan sesuatu, selalu dianjurkan untuk senang berbagi sesuatu yang kita miliki. Selain diajarkan untuk selalu memberikan kebajikan, senang menolong orang lain, juga dianjurkan membantu melalui kekayaan yang dimilikinya.
Pada awalnya Allah menciptakan manusia di Surga dengan fasilitas lengkap dan dipenuhi kebahagiaan. Manusia bekerja dengan perasaan senang, hidup bebas dari stress, tenang, damai dan penuh sukacita. Itulah tujuan awal Allah menciptakan manusia.
Namun pada kenyataannya, hidup manusia sekarang lebih banyak "biasa-biasa" saja, atau justru lebih banyak stressnya dan hanya kadang-kadang merasa berbahagia. Bahkan ada orang-orang yang memilih bunuh diri karena tidak tahan dengan beratnya beban kehidupan.
Di mana letak kesalahannya? Apakah mungkin kita hidup seperti yang dikehendaki Allah: merasakan surga di dunia -� hidup penuh kebahagiaan, berkelimpahan, dan bebas depresi?
Jika hidup kita bagaikan pohon yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, daunnya terus menerus menghijau berarti kita tumbuh subur, segar, antusias, sehat dan bahagia. Lalu dikatakan juga bagaikan pohon yang tidak berhenti menghasilkan buah berarti hidup kita berkelimpahan dan tidak pernah kekurangan apa pun yang kita perlukan. Buah menggambarkan berkat bagi keluarga dan sesama. Artinya hidup kita bahagia tetapi juga membawa kebaikan dan kebahagiaan bagi orang lain.
Selain itu dituliskan pula bahwa tidak mengalami datangnya panas terik dan tidak kuatir dalam tahun-tahun kering. Meski pun dunia dilanda krisis, bencana, kekurangan dan malapetaka, namun kita diluputkan dari semua itu. Hidup kita steril dari masalah.
Woww� Sungguh luar biasa kehidupan seperti itu. Inilah surga di dalam dunia.
Apa syaratnya untuk memperoleh kehidupan seindah itu? Mengandalkan Allah dan menaruh harapan kepada Allah. Kelihatannya mudah bukan memenuhi syaratnya? Kita merasa: ah, pasti bisa... tetapi pada kenyataannya tidaklah mudah. Perlu ketekunan, kedisiplinan dan kesadaran terus menerus untuk menjaga pikiran kita senantiasa tertuju kepada Allah, berharap dan mengandalkan Dia.
Ketika merencanakan sesuatu dan ternyata rancangan gagal. Seringkali kita mengomel dan kecewa. Mengapa Allah ijinkan ini terjadi? Bukankah saya sudah berdoa? Ternyata kita tidak sungguh-sungguh mengandalkan Allah. Orang yang sungguh-sungguh mengandalkan Allah reaksinya berbeda. Ketika rancangannya gagal, dia akan bersyukur. Dia tetap percaya bahwa Allah selalu baik. Allah mengijinkan rancangan kita gagal, karena Allah melindungi dari hal yang kurang baik. Orang yang mengandalkan Allah akan memberi ruang kepada Allah untuk menunjukkan rancanganNYA yang jauh lebih baik. Dia akan tetap berdoa. Dia melakukan yang terbaik selama dalam penantian. Dia bersikap waspada, agar saat Allah menunjukkan jalan yang lebih baik, maka dia cepat tanggap dan memanfaatkan kesempatan itu dengan bijak. Tentu saja kesuksesan dan kebahagiaan diraihnya.
Bagaimana karakter orang yang menaruh harapannya kepada Allah? Dia tentu orang yang baik hati, suka menolong, bebas dari iri hati, jujur dan bisa dipercaya karena dia tahu sumber berkatnya datang dari Allah. Dia tidak menjadi kecewa ketika ada yang berbuat curang kepadanya. Dia tahu bahwa tidak ada seorang pun yang dapat merebut berkatnya. Kalau pun ada orang lain yang berhasil merebutnya, itu akan menjadi kutuk bagi orang itu. Allah akan memulihkan berkat yang menjadi bagiannya dan Allah tetap akan membawanya ke tempat di mana seharusnya dia berada. Sehingga dia senantiasa merasa aman. Dia sungguh-sungguh mengasihi Allah maka kasih Allah melimpah melalui hidupnya. Dia menjaga pikirannya agar hanya hal-hal yang baik, mulia, adil, suci, manis, menyenangkan dan patut dipuji, itulah yang dipikirkannya. Hatinya senantiasa merasa tenang dan damai. Tentunya dengan memiliki karakter seperti ini, semua orang suka, menghargai dan menghormati dia. Melalui hidupnya, orang-orang di sekelilingnya bisa melihat karakter Allah yang terpancar melalui kepribadiannya.
Ternyata surga di dunia itu ada. Hukumnya adalah: jika syaratnya dipenuhi, maka janji NYA pasti digenapi. Hidup hanya sekali. Mari kita berjuang meraih kehidupan "surga": hidup yang bahagia, berharga, membanggakan dan menjadi teladan bagi generasi mendatang. Baca Juga Ilmu Pelet Wanita Paling Ampuh dan Ilmu Pelet Semar Kuning
Namun pada kenyataannya, hidup manusia sekarang lebih banyak "biasa-biasa" saja, atau justru lebih banyak stressnya dan hanya kadang-kadang merasa berbahagia. Bahkan ada orang-orang yang memilih bunuh diri karena tidak tahan dengan beratnya beban kehidupan.
Di mana letak kesalahannya? Apakah mungkin kita hidup seperti yang dikehendaki Allah: merasakan surga di dunia -� hidup penuh kebahagiaan, berkelimpahan, dan bebas depresi?
Jika hidup kita bagaikan pohon yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, daunnya terus menerus menghijau berarti kita tumbuh subur, segar, antusias, sehat dan bahagia. Lalu dikatakan juga bagaikan pohon yang tidak berhenti menghasilkan buah berarti hidup kita berkelimpahan dan tidak pernah kekurangan apa pun yang kita perlukan. Buah menggambarkan berkat bagi keluarga dan sesama. Artinya hidup kita bahagia tetapi juga membawa kebaikan dan kebahagiaan bagi orang lain.
Selain itu dituliskan pula bahwa tidak mengalami datangnya panas terik dan tidak kuatir dalam tahun-tahun kering. Meski pun dunia dilanda krisis, bencana, kekurangan dan malapetaka, namun kita diluputkan dari semua itu. Hidup kita steril dari masalah.
Woww� Sungguh luar biasa kehidupan seperti itu. Inilah surga di dalam dunia.
Apa syaratnya untuk memperoleh kehidupan seindah itu? Mengandalkan Allah dan menaruh harapan kepada Allah. Kelihatannya mudah bukan memenuhi syaratnya? Kita merasa: ah, pasti bisa... tetapi pada kenyataannya tidaklah mudah. Perlu ketekunan, kedisiplinan dan kesadaran terus menerus untuk menjaga pikiran kita senantiasa tertuju kepada Allah, berharap dan mengandalkan Dia.
Ketika merencanakan sesuatu dan ternyata rancangan gagal. Seringkali kita mengomel dan kecewa. Mengapa Allah ijinkan ini terjadi? Bukankah saya sudah berdoa? Ternyata kita tidak sungguh-sungguh mengandalkan Allah. Orang yang sungguh-sungguh mengandalkan Allah reaksinya berbeda. Ketika rancangannya gagal, dia akan bersyukur. Dia tetap percaya bahwa Allah selalu baik. Allah mengijinkan rancangan kita gagal, karena Allah melindungi dari hal yang kurang baik. Orang yang mengandalkan Allah akan memberi ruang kepada Allah untuk menunjukkan rancanganNYA yang jauh lebih baik. Dia akan tetap berdoa. Dia melakukan yang terbaik selama dalam penantian. Dia bersikap waspada, agar saat Allah menunjukkan jalan yang lebih baik, maka dia cepat tanggap dan memanfaatkan kesempatan itu dengan bijak. Tentu saja kesuksesan dan kebahagiaan diraihnya.
Bagaimana karakter orang yang menaruh harapannya kepada Allah? Dia tentu orang yang baik hati, suka menolong, bebas dari iri hati, jujur dan bisa dipercaya karena dia tahu sumber berkatnya datang dari Allah. Dia tidak menjadi kecewa ketika ada yang berbuat curang kepadanya. Dia tahu bahwa tidak ada seorang pun yang dapat merebut berkatnya. Kalau pun ada orang lain yang berhasil merebutnya, itu akan menjadi kutuk bagi orang itu. Allah akan memulihkan berkat yang menjadi bagiannya dan Allah tetap akan membawanya ke tempat di mana seharusnya dia berada. Sehingga dia senantiasa merasa aman. Dia sungguh-sungguh mengasihi Allah maka kasih Allah melimpah melalui hidupnya. Dia menjaga pikirannya agar hanya hal-hal yang baik, mulia, adil, suci, manis, menyenangkan dan patut dipuji, itulah yang dipikirkannya. Hatinya senantiasa merasa tenang dan damai. Tentunya dengan memiliki karakter seperti ini, semua orang suka, menghargai dan menghormati dia. Melalui hidupnya, orang-orang di sekelilingnya bisa melihat karakter Allah yang terpancar melalui kepribadiannya.
Ternyata surga di dunia itu ada. Hukumnya adalah: jika syaratnya dipenuhi, maka janji NYA pasti digenapi. Hidup hanya sekali. Mari kita berjuang meraih kehidupan "surga": hidup yang bahagia, berharga, membanggakan dan menjadi teladan bagi generasi mendatang. Baca Juga Ilmu Pelet Wanita Paling Ampuh dan Ilmu Pelet Semar Kuning
Selesai, artikel Rahasia Hidup Berkelimpahan
Kami berharap artikel Rahasia Hidup Berkelimpahan ini, mudah-mudahan bisa menjadi penambah informasi seputar keilmuan, bila anda berminta terhadap berbagai keilmuan ghaib ampuh silahkan klik gambar 30 Ilmu Pelet di atas. Sampai ketemu lagi diartikel kami selanjutnya
Anda saat ini sedang membuka artikel Rahasia Hidup Berkelimpahan dengan alamat link https://copycoz.blogspot.com/2013/12/rahasia-hidup-berkelimpahan.html
Dapatkan Sample GRATIS Produk sponsor di bawah ini, KLIK dan lihat caranya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.